Penciptaan Komputer Analog di Era Keemasan Islam
Oleh: Heri Ruslan
Ketika peradaban Islam menggengam dunia, para insinyur Muslim
ternyata sudah menguasai teknologi komputer. Yang pasti teknologi yang
dikembangkan para saintis di zaman itu bukan komputer digital, melainkan
komputer analog. Istilah komputer analog, menurut Wikipedia,
digunakan untuk menggambarkan alat penghitung yang bekerja pada level
analog – lawan (dual) dari level digital.
Komputer analog pun kerap didefinisikan sebagai komputer yang
mengolah data berdasarkan sinyal yang bersifat kualitatif, atau sinyal
analog, untuk mengukur variabel-variabel seperti voltase, kecepatan
suara, resistansi udara, suhu, pengukuran gempa dan lain-lain. Komputer
ini biasanya digunakan untuk mempresentasikan suatu keadaan, seperti
untuk termometer, radar, kekuatan cahaya dan lain-lain.
Cikal-bakal penggunaan teknologi komputer analog telah mulai
berkembang jauh sebelum Islam datang. Menurut para ahli, Antikythera
Mechanism merupakan komputer analog pertama yang digunakan peradaban
manusia. Alat yang dikembangkan peradaban Yunani sejak 100 tahun SM
itu, tak hanya digunakan untuk memprediksi pergerakan matahari dan
bulan, tetapi digunakan juga untuk merencanakan Olimpiade.
Dengan menggunakan teknologi pemindai tiga dimensi, para ahli
menemukan fakta bahwa alat yang terdiri cakra angka terbuat dari
kuningan dan roda penggerak itu juga dipakai untuk menentukan tanggal
Olimpiade. Pada salah satu roda penggerak alat itu tergores kata-kata
Isthmia, Olympia, Nemea dan Pythia – bagian dari pertandingan
pendahuluan pada kompetisi Panhellic.
Pada era kekhalifahan, teknologi komputer analog dikuasai dan
dikembangkan para insinyur Muslim. Sederet peralatan yang menggunakan
prinsip komputer analog telah ditemukan para ilmuwan Islam. Alat-alat
itu, umumnya digunakan untuk beragam kegiatan ilmiah. Di zaman
keemasannya, para astronom Muslim berhasil menemukan beragam jenis
astrolabe.
Peralatan astronomi itu digunakan untuk menjawab 1001 permasalahan
yang berhubungan dengan astronomi, astrologi, horoskop, navigasi,
survei, penentuan waktu, arah kiblat dan jadwal shalat. Menurut D De S
Price (1984) dalam bukunya bertajuk “A History of Calculating Machines“,
Abu Raihan Al-Biruni merupakan ilmuwan pertama yang menemukan alat
astrolabe mekanik pertama untuk menentukan kalender bulan-matahari.
Astrolabe yang menggunakan roda gigi itu ditemukan Al-Biruni pada
tahun 1000 M. Tak lama kemudian, Al-Biruni pun menemukan peralatan
astronomi yang menggunakan prinsip komputer analog yang dikenal sebagai
Planisphere – sebuah astrolabe peta bintang. Pada tahun 1015, komputer
analog lainnya ditemukan ilmuwan Muslim di Spanyol Islam bernama Abu
Ishaq Ibrahim Al-Zarqali.
Arzachel, demikian orang Barat biasa menyebut Al-Zarqali, berhasil
menemukan Equatorium – alat penghitung bintang. Peralatan komputer
analog lainnya yang dikembangkan A-Zarqali bernama Saphaea. Inilah
astrolabe pertama universal latitude-independent. Astrolabe itu tak
tergantung pada garis lintang pengamatnya dan bisa digunakan di manapun
di seluruh dunia.
Dua abad kemudian, insinyur Muslim terkemuka bernama Al-Jazari mampu
menciptakan “jam istana” (castle clock) – sebuah jam astronomi. Jam
yang ditemukan tahun 1206 itu diyakini sebagai komputer analog pertama
yang bisa diprogram. Jam astronomi buatan Al-Jazari itu mampu
menampilkan zodiak, orbit matahari dan bulan serta bentuk-bentuk bulan
sabit.
Peralatan komputer analog lainnya berupa astrolab juga ditemukan Abi
Bakar Isfahan pada tahun 1235 M. Peralatan astronomi yang diciptakan
astronom dari Isfahan, Iran itu berupa komputer kalender mekanik.
Ilmuwan Muslim lainnya bernama Al-Sijzi juga tercatat berhasil
menemukan peralatan astronomi yang menggunakan prinsip kerja komputer
analog. Alatnya bernama Zuraqi – sebuah astrolabe heliosentris.
Ibnu Samh – astronom terkemuka di abad ke-11 M – juga dicacat dalam
sejarah sains islam sebagai salah seorang penemu peralatan komputer
analog berupa astrolabe mekanik. Seabad kemudian, ilmuwan Muslim
serbabisa legendaris bernama Sharaf Al-Din Al-Tusi menciptakan
astolabe linear.
Pada abad ke-15 M, penemuan peralatan yang menggunakan prinsip kerja
komputer analog di dunia Islam terbilang makin canggih. Ilmuwan Islam
bernama Al-Kashi sukses menciptakan Plate of Conjunctions — sebuah alat hitung untuk menentukan waktu dan hari terjadinya konjungsi planet-planet.
Selain itu, Al-Kashi pun juga menemukan komputer planet: The Plate of Zones.
Yakni sebuah komputer planet mekanik yang secara nyata mampu
memecahkan sederet masalah terkait planet. Alat yang diciptakan pada
abad ke-15 M ini juga dapat memprediksi posisi garis bujur Matahari dan
Bulan secara tepat. Tak cuma itu, peralatan astronomi ini juga mampu
menentukan orbit planet-planet, garis lintang Matahari, Bulan dan
planet-planet serta orbit Matahari.
Semua penemuan itu membuktikan bahwa peradaban Islam menguasai
teknologi di era kejayaannya. Padahal, pada masa itu masyarakat Barat
berada dalam keterbelakangan dan kebodohan. Tak dapat dipungkiri lagi
jika sains dan teknologi merupakan kontribusi paling monumental yang
diberikan peradaban Islam kepada dunia modern.
Berkat sains yang berkembang di dunia Islam, peradaban Barat pun
bisa keluar dari cengkraman kebodohan. Berkembangnya ilmu pengetahuan
serta teknologi di dunia Islam telah membuat para pemikir Barat
berdecak kagum. “Pencapaian terpenting di abad pertengahan adalah
terciptanya semangat eksperimental yang dikembangkan peradaban Muslim,”
tutur Bapak Sejarah Sains, George Sarton dalam bukunya The Introduction to the History of Science.
Oliver Joseph Lodge dalam the Pioneers of Science juga
mengakui kehebatan peradaban Islam di masa keemasan. Menurut dia,
peradaban Islam yang diwakili masyarakat Arab telah berhasil
menghubungkan secara efektif antara sains yang baru dengan ilmu
pengetahuan lama. “Zaman kegelapan terjadi karena terjadinya jurang
kesenjangan dalam sejarah sains Eropa. Sekitar seribu tahun tak ada
aktivitas sains, kecuali di peradaban Islam,” cetus Lodge.
Muhammad Iqbal dalam The Reconstruction of Religious Thought in Islam menyatakan
bahwa peradaban Islam yang berkembang di Arab berhasil mendorong
berkembangnya sains dengan begitu pesat di saat Barat dikungkung
kebodohan. Pada masa itu, umat Islam telah memperkenalkan metoda
eksperimental, observasi dan pemikiran.
Itulah sumbangan penting peradaban Islam dalam mengembangkan teknologi komputer analog.
sumber: republika.co.id (10/3/2012)
Posting Komentar untuk "Penciptaan Komputer Analog di Era Keemasan Islam"