Tanpa ijazah bisa SUKSES, kita yang PUNYA IJAZAH harus Lebih SUKSES
Beberapa tokoh yang sukses tanpa ijazah:
1. Andi F. Noya
PimRed Metro TV ini belum lulus sarjana… Satu hal yang menarik, Andy sebenarnya adalah orang teknik.
Sejak lulus SD Sang Timur di Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya
ini sekolah di Sekolah Teknik Jayapura lalu melanjutkan ke STM
Jayapura. “Tetapi sejak kecil saya merasa jatuh cinta pada dunia tulis
menulis. Kemampuan menggambar kartun dan karikatur semakin membuat saya
memilih dunia tulis menulis sebagai jalan hidup saya,” tutur Andy.
2. Adam Malik
Adam
Malik Batubara (lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara, 22 Juli 1917 –
meninggal di Bandung, Jawa Barat, 5 September 1984 pada umur 67 tahun)
adalah mantan Menteri Indonesia pada beberapa Departemen, antara lain
beliau pernah menjabat menjadi Menteri Luar Negeri. Ia juga pernah
menjadi Wakil Presiden Indonesia yang ketiga.
Ternyata orang yg dikabarkan Agen CIA ini ternyata gak pernah ngenyam bangku sekolah.
3. M.H.Ainun Najib
Emha Ainun Nadjib hanya tiga bulan kuliah, Pendidikan formalnya hanya
berakhir di Semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM).
Sebelumnya dia pernah ‘diusir’ dari Pondok Modern Gontor Ponorogo karena
melakukan ‘demo’ melawan pemerintah pada pertengahan tahun ketiga
studinya, kemudian pindah ke Yogya dan tamat SMA Muhammadiyah I.
Selebihnya Beliau jadi pengembara ilmu di luar sekolah hingga dia bisa
jadi manusia dengan bermacam sebutan (multifungsi).
4. Abdullah Gymnastiar
Kiayi yang kmarin2 ini santer dengan kasus poligaminya,ternyata sukses
menjadi kiayi dan wirausahawan (pengusah besar) tanpa ijazah. walaupun
sudah lulus, tapi dikabarkan sampai saat ini blm mengambil ijazahnya.
5. Ajip Rosidi
dengan tak mau mengikuti ujian akhir SMA nya. Dia menolak ikut ujian
karena waktu itu beredar kabar bocornya soal-soal ujian. Dia
berkesimpulan bahwa banyak orang menggantungkan hidupnya kepada ijazah.
“Saya tidak jadi ikut ujian, karena ingin membuktikan bisa hidup tanpa
ijazah”. Dan itu dibuktikan dengan terus menulis, membaca dan menabung
buku sampai ribuan jumlahnya. Walhasil sampai pensiun sebagai guru besar
tamu di Jepang, Dia yang tidak punya ijazah SMA , pada usia 29 tahun
diangkat sebagai dosen luar biasa Fakultas Sastra Universitas
Padjadjaran. Lalu jadi Direktur Penerbit Dunia Pustaka Jaya, Ketua Ikapi
Pusat, Ketua DKJ dan akhirnya pada usia 43 tahun menjadi profesor tamu
di Jepang sampai pensiun.
Berikut Sejarah Pendidikan Beliau :
* Sekolah Rakyat 6 tahun di Jatiwangi (1950)
* Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953)
* Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956, tidak tamat)
6. Bob Sadino
Bob
Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah
anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob
yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan
keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup
mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling
dunia dan tidak melanjutkan kuliah. Dalam perjalanannya itu, ia singgah
di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja
di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika
tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami
Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta
2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk
membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain
tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia,
Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad
untuk bekerja secara mandiri.
7. Andrie Wongso
Anak
ke-2 dari 3 bersaudara ini terlahir dari sebuah keluarga miskin di kota
Malang. Di usia 11 tahun (kelas 6 SD), terpaksa harus berhenti
bersekolah karena sekolah mandarin tempat andrie kecil bersekolah
ditutup. Maka SDTT, Sekolah Dasar Tidak Tamat, adalah gelar yang
disandangnya saat ini. Masa kecil hingga remajanya pun kemudian dilalui
dengan membantu orang tuanya membuat dan berkeliling berjualan kue ke
toko-toko dan pasar.
8. Purdi E Chandra
Sosok
Purdi E. Chandra kini dikenal sebagai pengusaha yang sukses. Lembaga
Bimbingan Belajar (Bimbel) Primagama yang didirikannya bahkan masuk ke
Museum Rekor Indonesia (MURI) lantaran memiliki 181 cabang di 96 kota
besar di Indonesia dengan 100 ribu siswa tiap tahun.
Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan kenekatan
mereka untuk berhenti sekolah atau kuliah. Seorang pengusaha sukses
tidak ditentukan gelar sama sekali. Inilah yang dipercaya Purdi ketika
baru membangun usahanya.
Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan
Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan
kecemerlangan otak Purdi. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa-apa
dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih
gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang
penuh cita -cita dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah
dan mulai serius untuk berbisnis.
Kini kabarnya Purdi E. Chandra sekarang sudah ada lebih dari 500 cabang Primagama di seluruh indonesia.
9. Hendy Setiono
Hendy Setiono (kebab Baba Rafi) mengawali usaha tahun 2003 di Surabaya.
Modalnya hanya Rp 10 juta atau sebuah gerobak burger. Kini bisnisnya
berkembang pesat dengan menu makanan utama kebab serta santapan ala
koboi (burger serta hotdog). Jumlah cabangnya setiap tahun terus
bertambah. Terakhir, terdapat 140 outlet tersebar di 25 kota, antara
lain Batam, Bali, Bandung, Banjarmasin, Malang, Gresik, Jember, Kediri,
Lampung, Padang, Malang, Makasar, Medan, Pasuruan, Pekan Baru, Karawang,
Surabaya, Sukabumi, Semarang, Sidoarjo, Tasikmalaya, Jogjakarta, dan
Jakarta
10. Buya Hamka
HAMKA (1908-1981), adalah akronim kepada nama sebenar Haji Abdul Malik
bin Abdul Karim Amrullah. Ia adalah seorang ulama, aktivis politik dan
penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara.
Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga
kelas dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 tahun, ayahnya telah mendirikan
Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama
dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama
di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim
Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus
Hadikusumo.
Sumber : bob-sadino.com
Silahkan tinggalkan jejak dengan memberikan Komentar.......
Dokumentasi Kegiatan Foto-Foto Training Motivasi bersama Coach Sabran disini 👉👉👉www.muhammad-sabran.com/2011/08/hubungi-saya.html
Hormatku
Coach Sabran🙏
LUAR BIASA MEREKA ADALAH ORANG SPESIAL DAN SENANTIASA OPTIMIS.
BalasHapusPATUT DICONTOH...SEMANGATNYA.