Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Abdullah bin Mas’ud, Sang Qari di Masa Rasulullah Saw

Oleh: Sri Oktaviani



Namanya adalah Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil bin Habib RA. Ia salah seorang sahabat Rasulullah SAW. yang masuk islam pada generasi awal (shabiqunal awwalun). Ia juga dikenal dengan nama Ibnu Mas’ud RA.

Tak berapa lama setelah memeluk Islam, Ibnu Mas’ud mendatangi Rasulullah SAW. dan memohon kepada beliau agar diterima menjadi pelayan Sang Nabi SAW. Karena melihat kemuliaan sifatnya, Rasulullah SAW pun menerimanya. Sejak hari itulah, Ibnu Mas’ud tinggal dirumah Rasulullah. Ia beralih pekerjaan dari penggembala domba menjadi pelayan utusan Allah. Ia senantiasa mendampingi Rasulullah kemanapun beliau pergi. 

Tugasnya membawakan terompah, bantal, siwak, dan air untuk Nabi SAW. berwudhu. Ia juga sering masuk ke kamar Rasulullah guna mengurus tempat tidur beliau. Jika Rasulullah mandi, dialah yang menutupkan tabir penutupnya, membangunkan Rasulullah untuk shalat apabila beliau tertidur, memakaikan sandal saat Nabi hendak pergi dan merapikannya saat Nabi SAW. telah sampai dirumah.

Ibnu Mas’ud dibesarkan dan dididik dengan sempurna dalam rumah tangga Rasulullah. Karenanya, tidak heran jikalau ia menjadi seseorang yang terpelajar, berakhlak tinggi dan sesuai dengan karakter dan sifat-sifat yang dicontohkan Rasulullah SAW. kepadanya. 

Karena sedemikian dekatnya dengan Rasulullah SAW., sahabat Abu Musa Al-Asy’ari RA sempat mengira kalau Ibnu Mas’ud RA adalah keluarga beliau. Kedekatan itu juga membuat dirinya menjadi salah satu sahabat yang dapat mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an langsung dari lisan Rasulullah SAW. Bahkan dirinya bersumpah, “Demi Allah yang tidak ada sesembahan selain Dia, tidakalah satu suratpun yang diturunkan, melainkan aku mengetahui dimana diturunkannya. Serta tak ada satu ayatpun dari Kitabullah, melainkan aku mengetahui kepada siapa diturunkannya. 

Sekiranya aku mendapati ada orang lain yang lebih mengetahui tentang Kitabullah dan tempatnya bisa ditempuh dengan unta, niscaya aku akan berangkat menemuinya.” (HR. Bukhari)
Abdullah bin Mas'ud bukan hanya sekedar qari' (ahli baca Al-Qur'an) terbaik, atau seorang yang sangat alim atau zuhud, namun ia juga seorang pemberani, kuat dan teliti. Bahkan dia seorang mujahid terkemuka. Di samping ahli di bidang Ilmu Al-Qur’an, Ibnu Mas’ud juga banyak meriwayatkan hadits.

Sepanjang hayatnya, ia sempat meriwayatkan sebanyak 840 hadits. Dia tercatat sebagai Muslim pertama yang mengumandangkan Al-Qur'an dengan suara merdu dan lantang. Suatu hari ketika para sahabat Rasulullah berkumpul di Makkah dan berunding mengenai siapakah yang akan membacakan Al-Qur’an kepada kaum Quraisy, iapun dengan gagahnya menawarkan diri untuk melakukan hal tersebut. Akan tetapi para sahabat menolaknya dengan alasan bahwa ia tak punya keluarga yang dapat membela dan melindunginya dari penganiayaan kaum Quraisy nantinya. 

Namun Ibnu Mas’ud dengan percaya diri berkata kepada para sahabat, "Biarlah, aku saja. Allah pasti melindungiku.”
Keesokan harinya, ketika kaum Quraisy sedang duduk-duduk di sekitar Ka'Baha Ad-Daulah. Ibnu Mas'ud berdiri di Maqam Ibrahim, lalu dengan suara lantang dan merdu dibacanya surah Ar-Rahman ayat 1-4. 

Bacaannya itu kemudian terdengar oleh kaum Quraisy di sekitar Ka'bah. Mereka terkesima saat mendengar dan merenungkan ayat-ayat Allah yang dibaca Abdullah. Ketika kaum Quraisy tersadar bahwa yang dibaca olehnya adalah Al-Qur’an, mereka lalu berdiri serentak dan memukulinya. Namun ia tetap meneruskan bacaannya hingga akhir surah, lalu pulang menemui para sahabat dengan muka babak belur dan berdarah.

"Inilah yang kami khawatirkan terhadapmu," kata mereka. "Demi Allah”, kata Abdullah, "Bahkan sekarang musuh-musuh Allah itu semakin kecil di mataku. Jika kalian menghendaki, besok pagi aku akan membacakannya lagi di hadapan mereka."

Ketika ia di penghujung hayatnya, Khalifah Utsman yang memerintah saat itu datang menjenguknya.

"Sakit apakah yang kau rasakan, wahai Abdullah?" tanya khalifah.

"Dosa-dosaku," jawab Abdullah.
Khalifah kembali bertanya, "Apa yang kau inginkan?"

"Rahmat Tuhanku." Jawabnya.

"Tidakkah kau ingin supaya kusuruh orang membawa gaji-gajimu yang tidak pernah kau ambil selama beberapa tahun?"

"Aku tidak membutuhkannya," kata Abdullah.

"Bukankah kau mempunyai anak-anak yang harus hidup layak sepeninggalmu?" tanya Utsman.

"Aku tidak khawatir, jawab Abdullah, "Aku menyuruh mereka membaca surah Al-Waqi'ah setiap malam. Karena aku mendengar Rasulullah bersabda,

"Barangsiapa yang membaca surah Al-Waqi'ah setiap malam, dia tidak akan ditimpa kemiskinan selama-lamanya!"
Pada suatu malam yang hening, Abdullah bin Mas'ud pun berangkat menghadap Tuhannya dengan tenang. Ia wafat pada umur 65 tahun di Madinah, yakni pada tahun 32 H. Mahaguru ilmu Al-Qur’an ini dimakamkan di pemakaman Baqi.

_______________________________
Follow kami di:

Posting Komentar untuk "Mengenal Abdullah bin Mas’ud, Sang Qari di Masa Rasulullah Saw"